0

Anak: Petaruh Allah




Dedikasi untuk Sahabat yang bergelar dan bakal menyandang jawatan IBU, MAMA, UMMI, EMAK, WALIDAH, BUNDA, MUMMY…AYAH, BABA, ABI, WALID, PAPA, BAK, ABAH...

Saya kongsikan tanpa mengubah gaya bahasa dan ejaannya supaya jatuh ke hati yang membaca akan indahnya butir kata Bung HAMKA ini.

Dipetik dari Lembaga Hidup (HAMKA):

ANAK ADALAH BUNGA HIDUP. Anak adalah harum-haruman rumah tangga. Obat jerih pelerai demam. Kepada anak bergantung pengharapan keluarga di kemudian hari. Dialah ujung cita-cita dalam segenap kepayahan. Misalnya terjadi perselisihan di dalam rumah antara suami isteri, perselisihan bisa didamaikan apabila suami isteri sama-sama melihat anaknya yang masih suci itu, yang tidak boleh turut menjadi korban karena pertengkaran dan perselisihan ayah bundanya.

Sebab itu Nabi s.a.w sangat besar pengasih kepada anak-anak. Sampai punggungnya diperkudakan –kuda oleh anak-anak sedang dia sujud waktu solat. Sampai anak-anak dipangkunya ketika dia mengerjakan ibadat itu. Apabila dia hendak sujud diletakkan anaknya itu ke sampingnya dan bila dia hendak tegak dipungutnya kembali. Beliau bersabda : “Rumah yang tidak ada anak-anak, tidaklah ada berkat di dalamnya” ( Abu Syaikh, Ibnu Hibban).
“Anak-anak adalah setengah dari harum-haruman syurga (Tirmizi)

Meskipun anak-anak adalah perhiasan rumah dan menjadi pateri pergaulan ayah bundanya, sekali-kali janganlah ayah bundanya merasa bahawa anak-anak itu miliknya, seperti memiliki kain baju. Bukanlah semata-mata untuk dilihat-lihat ditengok-tengok, makanya anak-anak itu dipertaruhkan Tuhan ke dalam rumahnya. Anak adalah petaruh Allah. Kalau dia besar dan dewasa kelak akan disuruh Tuhan mengurus hidup dan berjuang dalam alam dunia sebagaimana manusia yang lain. Karena dia masih lemah, maka dipertaruh Tuhanlah dia kepada ayah bundanya. Supaya tidak merasa keberatan mengasuhnya, diberikan Tuhan nikmat kasih sayang ke dalam hati ayah bunda itu, sehingga tidak keberatan memelihara orang yang sama sekali belum dapat menolongnya.

Kelak setelah dewasa dia kan keluar dari rumah itu, sebagaimana tiap-tiap manusia keluar dari dalam rumah ibu bapaknya.

Karena anak-anak itu petaruh Tuhan, maka ibu bapa yang diserahi petaruh itu wajib memeliharanya, lahir dan batin. Lahirnya ialah memelihara kesihatannya, dan memberikan makan minumnya, batinnya ialah mendidiknya sebagai persiapannya untuk hidup di belakang hari. Dia kelak akan memikul bermacam kewajipan yang berat. Ayah bunda telah banyak mengalami kepahitan dan kemanisan hidup itu. Maka dialah yang dititahkan oleh undang-undang masyarakat mendidik dan mengasuh. Sekian lamanya rumah tangganya telah beroleh bunga, telah beroleh harum-haruman yang sebenarnya tidak dapat dibalas dengan harta bertumpuk kepada Tuhan. Tuhan hanya menyuruh supaya rasa welas asih yang telah diperturunkan ke dalam rumah itu dibalasi dengan memelihara anak itu baik-baik, sehingga kelak dia menjadi orang yang berguna untuk bangsa dan tanah airnya, dan kemanusiaan umumnya.

Sabda Rasulullah s.a.w: Peliharalah anak-anakmu dan perbaikilah budi pekerti mereka. Sesungguhnya anak-anak itu adalah hadiah Allah kepadamu.’ (Bukhari)



Sekian, untuk anda yang membaca, moga bertambah bekal hati menjunjung tugas merawat petaruh Ilahi. Ada masa, kita sambung, k.

Glosari:
Petaruh : 1. amanat (nasihat, permintaan, suruh­an, dll) yg diterima (diteruskan kpd orang lain): ia teringat ~ ayahnya supaya surat itu jangan diberi kpd tangan orang lain; ada ditinggalkan ~ sebelum ia berangkat tadi; 2. amanat (nasihat, wasiat, dll) yg penghabisan drpd orang yg akan meninggal: emaknya yg baru mati tidak sempat meninggalkan apa-apa ~ kepadanya; 3. permintaan barang utk dibeli, tempahan (PRPM-DBP)

0 Komentar:

Post a Comment

Back to Top