2

The Alchemist; Sesekali Menyulam Mimpi


“I want to tell you a story about dream,” said the alchemist.


Saya sudah berhenti bermimpi. Itu kata saya pada diri. Tersedar setelah membaca kembali karangan saya untuk kelas tambahan bahasa Arab yang saya ikut. Jejak ke bumi, tidak seperti saya yang sebelum-belumnya. Tapi setelah membaca buku The Alchemist, malam itu saya dibawa jauh, saya melihat di bawa ke alam entah apa memahami makna-makna perkataan. Lucu. Dan saya kembali menyulam angan-angan.


Saya tak pasti kalau Paulo Coelho terpengaruh dengan kisah Yusuf dan mimpinya. Yang pasti dia tahu tentang kisah ini kerana terdapat dialog dari ketua kabilah yang menyentuh tentang kisah Yusuf dan Mesir. Secara ringkasnya, The Alchemist membawa kisah seorang pengembala biri-biri, mengembara mengikut mimpi, ke Piramid di Mesir. Mengharung padang pasir, belajar tentang alam dan kehidupan. Bertemu cinta juga. Saya mengulum senyum. Teringat mimpi saya waktu begitu kepingin belajar di Mesir lama dahulu. Memang tak kesampaian. Mungkin ‘piramid’ itu yang datang kepada saya. Siapa tahu…

Bahasa buku ini mudah. Ayatnya pendek-pendek tapi segera juga menyentuh dan membuatkan saya selalu tersenyum sendiri waktu membaca. Satu lagi tarikan buku ini kepada saya pastilah kerana ia berkaitan dengan padang pasir dan orang Arab. Budaya dan tradisi. Arab, juga sedikit tentang Islam dan akhlaknya melalui gambaran Coelho terhadap beberapa karakter.


Saya tinggalkan anda dengan beberapa petikan dari buku ini yang menarik saya:


“I’m an adventurer, looking for treasure”


“-You don’t have to do any cleaning….The Qoran requires me to feed a hungry person”
-“Well then, why did you let me do it” –Because the crystal was dirty. And both you and I needed to cleanse our minds of negative thoughts”

“Because it’s the thought of Mecca that keeps me alive…..”


“Never stop dreaming”


“We are afraid of losing what we have, whether it’s our life or our possessions and property. But this fear evaporates when we understand that our life stories and the history of the world we written by the same hand.”

“…..the language that everyone on earth was capable of understanding in their heart. It was love. Something older than humanity, more ancient than the desert …….It was the pure Language of the World. It required no explanation, just as the universe needs none as it travels through endless time."

“One is loved because one is love. No reason is needed for loving.”

-"You’re crying?”
-I’m a woman of the desert…….but ABOVE ALL, I’M A WOMAN.”

“…Every search ends with the victor’s being severely tested.”


“Maktub” It is written.


Terima kasih pada Ummu Hani , pemilik buku ini. Awak mesti terlupa yang buku ini telah berkurun bersama akak. Baru beberapa minggu lalu berjaya membacanya. Ya, setiap sesuatu ada tempat dan waktunya kecuali Dia.

2 Komentar:

Saadah said...

akk leh baca komen sy ttg The Alchemist dlm entri sy di http://bintukhair.multiply.com/journal/item/316/The_Alchemist

Anonymous said...

salam akak, sekurangnya bila akak membaca buku tu menyebabkan ummu nak akak pulangkan cepat! heee

Post a Comment

Back to Top